Senin, 16 Maret 2015

BAKTERI PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS

v  BAKTERI PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN

A.     Tujuan :
1.      Menjelaskan kasus keracunan makanan yang pernah terjadi di Indonesia.
2.      Menjelaskan penyebab terjadinya keracunan makanan.

B.     Dasar Teori
Sampai saat ini masih sering dijumpai kasus-kasus keracunan atau timbulnya penyakit karena konsumsi makanan yang keamanannya tidak terjamin. Hal ini selain merugikan konsumen, dapat pula menjadi cap jelek bagi industri makanan yang bersangkutan..
Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan dapat digulungkan menjadi dua, yaitu infeksi dan peracunan. Infeksi terjadi apabila setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung mikroorganisme patogen hidup, kemudian timbul gejala-gejala penyakit. Adapun peracunan makanan apabila dalam makanan terdapat racun, baik racun kimiawi mapun intoksikasi.
Keracunan makanan sering kali disebabkan oleh bakteri dari makanan yang ditangani yang ditandatangani dan disimpan dengan kurang baik. Makanan tersebut mungkin tanpak normal. Demikian pula rasa dan baunya. Ada orang yang peka terhadap keracunan makanan, termasuk anak-anak, wanita hamil, orang lanjut usia serta orang yang menderita penyakit tertentu.
Makanan adalah rumah yang nyaman bagi berbagai mikroorganisme. Tentunya dapat dibayangkan betapa berbahaya makanan yang kita konsumsi ternyata bisa beracun atau rusak karena ulah kawanan mikroorganisme itu. Mikroorganisme sangat mungkin menyebabkan keracunan makanan. Karena mikroorganisme itu mengeluarkan racun (toksin) yang berbahaya bagi kesehatan. Racun bisa berupa eksotoksin maupun enterotoksin. Eksotoksin adalah racun yang diproduksi oleh mikroorganisme hidup. Enterotoksin adalah racun yang stabil terhadap panas biasanya menyerang lapisan lendir (selaput mukosa) usus.
Gejala keracunan makanan mungkin berbeda-beda, tergantung pada jenis bakteri atau kontaminan penyebabnya. Mungkin ada yang mengalami satu atau lebih dari gejala-gejal; rasa mual, kejang otot (kram) perut, diare atau mencret, demam atau sakit kepala. Gejala tersebut bisa ringan atau berat. Ada bakteri yang dapat menyebabkan gejala lain, seperti listeria dapat menyebabkan keguguran atau penyakit berat pada orang yang rawan.



Keracunan massal yang dialami ratusan warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten disebabkan tiga bakteri yakni Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum dan Escherichia coli. Ketiga bakteri itu terdapat di tiga jenis makanan yang dihidangkan yakni bistik daging, sop galantin dan resoles. Ketua Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium ditemukan tiga bakteri yang terdapat di tiga jenis makanan yang dimakan para tamu undangan. Setelah memakan hidangan itu, para tamu undangan yang mayoritas berasal dari Desa Ngringo mengalami gejala keracunan makanan seperti pusing, mual dan muntah-muntah. “Hasilnya ditemukan tiga jenis bakteri yang terdapat di makanan yang dihidangkan saat hidangan,” katanya saat ditemui Solopos.com, Jumat (22/3/2013). Selain itu, berdasarkan keterangan pemilik katering, proses pengolahan makanan dilakukan tidak jauh dari kandang kambing. Artinya, makanan yang diolah itu tak higienis dan layak dikonsumsi. Sehingga mengakibatkan para tamu undangan yang memakannya menderita gejala keracunan makanan. (Solopos, 23 Maret 2013)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen menerima hasil laboratorium kesehatan Jateng tentang pemeriksaan sampel makanan nasi kuning yang diduga sebagai penyebab keracunan puluhan siswa TK Kreatif Aisyiyah Bustanul Atfal Tanon beberapa waktu lalu. Hasil laboratorium tersebut menyebut ada kandungan kuman Staphylococcus aureus dalam makanan itu. Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinkes Sragen, Sunar, saat dijumpai Espos baru-baru ini mengungkapkan hasil pemeriksaan Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Semarang pada sampel makanan nasi kuning dari Tanon itu menjelaskan tidak adanya bahan pewarna kimia dan tidak ada formalin. Namun petugas BLK Semarang, kata dia, menemukan kuman Staphylococcus aureus pada makanan.
“Dugaan sementara kuman itu berada pada makanan telur dadar yang diiris. Kuman atau bakteri ini biasanya ditemukan pada luka yang sudah lama. Kuman inilah yang diduga menyebabkan keracunan pada sejumlah anak TK di Tanon,” ujar Sunar. Menurut dia, kemungkinan pada saat pengemasan tidak dilakukan secara higienis dan kemungkinan ada yang memiliki luka. Pola hidup tidak sehat, lanjut dia, juga memunculkan kuman seperti ini. “Kami tidak bisa memprediksi asal kuman itu dari mana. Dengan pola hidup sehat, saya rasa kuman tidak sampai masuk ke makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Biasanya masyarakat hanya memperhatikan proses memasaknya dan tidak memperhatikan proses pengemasannya” tuturnya. (Solopos, 3 Desember 2011)


C.     Pembahasan :
STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk bulat yang terdapat dalam bentuk tunggal, berpasangan, tetrad atau berkelompok seperti buah anggur, jenis tidak bergerak, tidak berspora, dengan diameter 0.7 – 0.9 um, famili micrococcaceae dan termasuk gram positif. Pembentukan kelompok  pada staphylococcus karena pembelahan sel terjadi dalam tiga bidang dan sel - sel anaknya cenderung untuk tetap berada di dekat sel induknya.Nama bakteri ini berasal dari bahasa latin “ Staphele “ yang artinya anggur.Beberapa spesies memproduksi pigmen berwarna kuning sampai oranye, misalnya staphylococcus aureus.
50 % penduduk membawa staphylococcus aureus dalam saluran pernafasan yaitu hidung dan kerongkongan. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.
Daerah penyebarannya meliputi udara, debu, bahan - bahan pakaian ( pakaian jadi, tempat tidur dan kerajinan tangan ), lantai, air, sampah dan serangga.Staphylococcus aureus biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsinya, tangan, kontaminasi dan keracunan pangan oleh staphylococcus aureus dapat juga disebabkan kontaminasi silang.
Organisme dengan mudah berpindah ke kulit terutama tangan dan rambut. Staphylococcus juga biasa menginfeksi luka, bisul dan luka terbuka. Organisme tersebut juga dijumpai pada hewan lembu dan kambing serta dalam susu segar.
Staphylococcus aureus disebarkan oleh pengelola pangan, selama pemasakan dan penyimpanannya. Penanganan pangan dengan tangan yang tidak menggunakan peralatan memadai merupakan cara penyebaran yang paling umum, terutama jika orang yang menangani pangan mengalami infeksi atau luka pada tangannya. Batuk dan bersin dekat dengan pangan dapat menyebabkan kontaminasi. Rambut yang jatuh pada makanan atau menggantung ( terurai ) dekat dengan makanan juga dapat menimbulkan bahaya.
Sebagian besar pencemar staphylococcus aureus berasal dari susu murni. Staphylococcus aureus dapat mencemari makanan dalam  penyimpanan bersuhu 40 C sampai 600 C dalam  jangka waktu yang lama, proses pasteurisasi, pemanasan ultra tinggi dan pemasakan  normal tidak mampu  merusak enterotoksin staphylococcus aureus, dikarenakan relatif stabil dengan panas dan  mampu bertahan pada pemanasan suhu air mendidih 100 0 C selama 10 menit. 

·         SIFAT –SIFAT STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Bakteri staphylococcus aureus mempunyai beberapa sifat yaitu :

1.      Pathogen : adalah menyebabkan penyakit tipe toksin.

2.      Memproduksi enterotoksin

Enterotoksin adalah toksin yang spesifik terhadap sel di dalam sel usus halus dan menimbulkan gejala keracunan makanan.Toksinnya dapat bertahan pada suhu air mendidih 100 0 C selama 10 menit.Bakteri staphylococcus aureus mudah  mati karena panas , pemanasan pada suhu 660 c selama 10 menit.

3.      Memproduksi koagulase : yaitu bersifat menggumpalkan plasma.

4.      Proteolitik, Lipolitik dan betahemolitik

Proteolitik : bersifat menguraikan protein menjadi asam amino ( senyawa Nitrogen )

Lipolitik    : bersifat menghidrolisis lemak menjadi asam lemak ( penguraian molekul dengan penambahan air ).

Betahemolitik : proses lisis yang sempurna menyebabkan perubahan nyata pada media ( jernih ).

5.      Aerob fakultatif : yaitu mampu tumbuh dalam lingkungan dengan atau tanpa

    oksigen ( O2  ).

·         Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus:

Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba : panas, konsentrasi ion hydrogen ( pH ), adanya air, oksigen dan cahaya mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Enzim dapat mempercepat reaksi kimiawi.

Ø  PH ( Derajat keasaman )
Bakteri pathogen toleransi terhadap asam lebih kecil

§  Minimum   : 4.0

§  Optimum    : 6.0 – 7.0

§  Maksimum : 9.8 – 10

Ø  aW ( Water activity ) / kelembaban

Yaitu banyaknya air dalam pangan yang tersedia untuk digunakan oleh   m.o

-  Minimum    0.86

-  Maksimum :  0.98

Ø  Suhu

Suhu atau temperature merupakan faktor fisis yang sangat penting dan mempunyai   pengaruh besar terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga perubahan temperatur akan berpengaruh langsung terhadap sistim enzim bakteri. Pada suhu optimum pertumbuhan bakteri berlangsung dengan cepat. Diluar kisaran suhu optimum, pertumbuhan bakteri menjadi lambat atau tidak ada pertumbuhan. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen, ini berarti bahwa pigmen hanya dihasilkan bila diinkubasikan pada suhu tertentu. Bakteri staphylococcus aureus termasuk mesofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh cepat pada kisaran suhu 200C - 500C.

-          Kisaran suhu yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah :     

ü  Minimum :  7 – 11 0 C, suhu terendah dimana mikroorganisme masih

dapat tumbuh.

ü  Optimum : 37 0 C, suhu dimana enzim berfungsi dengan sempurna

mikroorganisme tumbuh sempurna.

ü  Maksimum : 48 0 C, suhu tertinggi dimana mikroorganisme masih dapat

tumbuh.

Ø  Nutrisi ( Makanan )

Semua mikroorganisme memerlukan nutrient yang akan menyediakan :

Ø  Energi, biasanya diperoleh dari substansi mengandung karbon

Ø  Nitrogen untuk sintesis protein

Ø  Vitamin dan yang berkaitan dengan faktor pertumbuhan

Ø  Mineral

Ada 2 jenis nutrisi dasar , organisme dapat bersifat heterotrofik dan autotrofik. Organisme heterotrofik mirip dengan hewan, karena mereka memerlukan substansi organik komplek separti protein dan karbohidrat untuk makanannya. Beberapa diantaranya dapat mempergunakan substansi dalam upaya untuk memperoleh makanan yang diperlukan, sedangkan yang lainnya menuntut lebih spesifik dan hanya tumbuh pada jenis makanan tertentu. Ada yang mensintesis vitamin seperti bakteri yang terdapat dalam usus dan yang lainnya harus memiliki vitamin yang mencukupi dari substrat. Keperluan vitamin pada bakteri dan mikroorganisme tidak sama dengan manusia.

 

Ø  SIFAT BIAKAN

Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi dibawah suasana aerobic atau mikroaerofilik. Koloni akan tumbuh dnegan cepat pada temperature 37 derajat celcius namun pembentukan pigmen yang terbaik adalah pada temperature kamar (sekitar antara 20 sampai 35 derajat celcius). Koloni bakteri ini pada media padat akan berbentuk bulat, lembut, dan mengkilat.

Pada pembenihan cair menyebabkan kekeruhan yang tidak merata dan tidak membentuk pigmen. Pada nutrien agar, setelah diinkubasi selama 24 jam, koloni berpigmen kuning emas, ukuran 2-4 mm, bulat, sembung tepi rata. Pada agar darah atau media BAP sekeliling koloni akan terlihat zona beta hemolisa/ zona jernih yang lebar.

 

Ø  TOKSIN DAN ENZIM

Staphylococcus aureus dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuan berkembangbiak dan menyebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan berbagai zat ekstraseluler. Beberapa zat ini adalah enzim. Sedangkan yang lain diduga toksin.

·         HEMOLISA : Staphylococcus aureus dapat dibedakan menjadi 3 jenis hemolisa yaitu alfa, beta, dan gamma. Semua hemolisa ini memiliki antigen yang berbeda. Hemolisa alfa menyebabkan hemolisis sel darah merah kelinci dan domba dengan cepat, ia penting pada patogenesis manusia(Julius E.E. 1990)

·         KOAGULASE : Staphylococcus aureus menghasilkan koagulase suatu protein yang mirip enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat dengan bantuan suatu faktor yang terdapat dalam banyak serum. Faktor serum bereaksi dnegan koagulase untuk menghasilkan enterase dan menyebabkan aktifitas pembekuan. Koagulase dapat mengendapkan fibrin pada permukaan Staphylococcus. Bakteri ini membentuk koagulase positif dan dianggap mempunyai potensi invasif.

·         KATALASE : Staphylococcus aureus menghasilkan katales yang mengubah hydrogen peroksida(h2o2) menjadi air dan oksigen. Tes katalase membedakan Staphylococcus posistif dari Streptococcus yang negatif.

 

Ø  PATOGENESIS

Staphylococcus aureus merupakan penyebab terjadinya infeksi yang bersifat piogenik. Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit melalui folikel-folikel rambut, muara kelenjar keringat, dan luka-luka kecil. Bakteri ini mempunyai sifat dapat menghemolisa eritrosit, memecah manitol menjadi asam. Bakteri ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia karena dapat menghasilkan toksin slaah satunya adalah enterotoksin dan beberapa enzim ekstraseluler yang terdiri dari hemolisa, leukosidin toksin neukrosa kulit.

Enterotoksin adalah toksin yang bekerja pada saluran pencernaaan yang dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti mual, muntah, kejang perut, dan diare. Bersifat tahan panas dan resisten terhadap enzim pepsin dan tripsin. Gejala keracunan makanan karena entrotoksin ini mempunyai masa inkubasi pendek antara 1-8 jam setelah mengkonsumsi makanan yang tercemar enterotoksin oleh S. aureus.

 

Ø  Tanda-tanda penyebab keracunan staphylococcus aureus:

Keracunan makanan dari Staphylococcus aureus disebabkan oleh racun yang diproduksi selama pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme tersebut dalam makanan.Racun yang telah ada di dalam makanan apabila tertelan dapat mengiritasi permukaan lambung dengan sangat cepat, antara lain tanda – tandanya :

a.      Periode inkubasi : 2 – 6 jam , yaitu waktu antara saat makanan tercemar dimakan

dengan munculnya gejala pertama.

b.      Dosis toxic : 1 mg toksin  ( 1 ng / g makanan ), yaitu jumlah racun yang dapat

menyebabkan keracunan.

c.      Lama sakit : 24 jam , biasanya pasien dapat sembuh dari gejala – gejala keracunan

dalam jangka pendek sekitar 1 – 2 hari.

d.     Gejala _gejala : muntah – muntah berat, kram perut, diare terkadang sampai

pingsan.

 

Ø  Pencegahan atau Upaya untuk Mengurangi Resiko Keracunan oleh Staphylococcus aureus. Tindakan yang harus dilakukan oleh pengelola pangan adalah :

1)      Harus dipelihara standar hygiene yang tinggi bagi setiap orang

2)      Pangan yang mudah menyebabkan keracunan oleh Staphylococcus harus disimpan dalam pendingin.





D.    Hasil Diskusi
Pertanyaan dalam diskusi :
1.      Dari bakteri stapilococcus aureus itu dapat berkontaminasi melalui kontaminasi hewan atau tubuh kita sendiri, dan menyerang bagian mana?
Jawab:

Jika pada Hewan bakteri ini bisa ditemukan di hewan lembu dan kambing tapi sebagian besar pencemarnya berasal dari susu murni atau segar. Sehinggabiasanya kita tidak diperbolehkan langsung mengkonsumsi susu murni, karena bakteri stapilococcus aureus biasanya banyak terdapat didalam susu tersebut. Suhu tahan bakteri ini adalah  66 oC  selama 10 menit, sehingga jika ingin bakteri ini mati suhu harus diatas 66 oC dan lebih dari 10 menit. Sedangkan pada manusia bakteri ini terdapat pada saluran pernafasan atas yaitu pada hidung dan kerongkongan dan pada kulit. Staphylococcus aureus biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsinya, tangan, kontaminasi dan keracunan pangan oleh staphylococcus aureus dapat juga disebabkan kontaminasi silang. Organisme dengan mudah berpindah ke kulit terutama tangan dan rambut. Staphylococcus aureus juga biasa menginfeksi luka, bisul dan luka terbuka. Bakteri stapilococcus aureus akan menyerang saluran pencernaaan yang dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti mual, muntah, kejang perut, dan diare.

2.      Mengapa bakteri memiliki  dua sifat yaitu toksin dan piogenik, padahal bakteri lain hanya memiliki satu sifat saja !
Jawab:

Toksin adalah zat yang dibuat oleh organisme hidup (tanaman, hewan dan bakteri tertentu) yang beracun bagi manusia. Toksisn pada bakteri ini dapat menghasilkan toksin enterotoksin dan beberapa enzim ekstraseluler yang terdiri dari hemolisa, leukosidin toksin neukrosa kulit.Enterotoksin adalah toksin yang bekerja pada saluran pencernaaan yang dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti mual, muntah, kejang perut, dan diare. Bersifat tahan panas dan resisten terhadap enzim pepsin dan tripsin. Gejala keracunan makanan karena entrotoksin ini mempunyai masa inkubasi pendek antara 1-8 jam setelah mengkonsumsi makanan yang tercemar enterotoksin oleh S. aureus. Sedangkan ...

Piogenik adalah infeksi bakteri stapilococcus aureus yang diasosiasikan dengan bebrapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthitits. Dan sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini bernanah, karena itulah bakteri ini bersifat piogenik.



E.     Kesimpulan :
·         Bakteri stapilococcus aureus dapat dijumpai pada hewan lembu dan kambing serta dalam susu segar.
·         Sedangkan pada tubuh manusia terdapat pada saluran pernafasan atas yaitu hidung dan tenggorokan dan pada kulit.
·         Mengkonsumsi makanan harus dijaga kebersihannya dan juga harus mengerti kapan makanan tersebut layak untuk dikonsumsi.




Minggu, 15 Maret 2015

ARTIKEL PENYAKIT oleh MAKANAN

v  MAKANAN PENYEBAB PENYAKIT

A.     Tujuan :
1.      Menjelaskan penyakit yang disebabkan oleh makanan yang pernah terjadi di Indonesia.
2.      Menjelaskan penyebab terjadinya penyakit pada manusia.

B.     Dasar Teori
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari)  yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak  pada perinal, dan rasa terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal (Daldiyono, 1990).
Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air besar yang terus menerus disertai keluarnya feses atau tinja yang kelebihan cairan, atau memiliki kandungan air yang berlebih dari keadaan normal. Umumnya diare menyerang balita dan anak-anak. Namun tidak jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare. Jenis penyakit diare bergantung pada jenis klinik penyakitnya (Anne, 2011).
Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami sakit perut. Ada lima jenis klinis penyakit diare, antara lain:
1.   Diare akut, bercampur dengan air. Diare memiliki gejala yang datang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Bila mengalami diare akut, penderita akan mengalami dehidrasi dan penurunan berat badan jika tidak diberika makan dam minum.
2.   Diare kronik. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14 hari yang disebabkan oleh virus, Bakteri dan parasit, maupun non infeksi.
3.   Diare akut bercampur darah. Selain intensitas buang air besar meningkat, diare ini dapat menyebabkan kerusakan usus halus,spesis yaitu infeksi bakteri dalam darah, malnutrisi atau kurang gizi dan dehidrasi.
4.   Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari. Dengan bahaya utama adalah kekurangan gizi. Infeksi serius tidak hanya dalam usus tetapi menyebar hingga keluar usus.
5.   Diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diare yang lainnya, karena mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik atau menyeluruh yang berat, dehidrasi, kekurangan vitamin dan mineral. Bahkan bisa mengakibatkan gagal jantung.
Pada anak anak dan orang tua diatas 65 tahun diare sangat berbahaya. Bila penanganan terlambat dan mereka jatuh ke dalam dehidrasi berat maka bisa berakibat fatal.  Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium (hipokalemia) dan adakalanya acidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang berakhir dengan shock dan kematian. Keadaan ini sangat berbahaya terutama bagi bayi dan anak-anak kecil, karena mereka memiliki cadangan cairan intrasel yang lebih sedikit sedangkan cairan ekstra-selnya lebih mudah lepas daripada orang dewasa (Adnyana, 2008).


C.    Kasus Penyakit Makanan

Tinggi, kematian akibat Diare
Bandung, Kompas – Kasus kematian akibat diare di Jawa Barat masih tinggi setiap tahun. Itu paling banyak menimpa anak berusia dibawah lima tahun. Kematian umumnya disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare.
Hal itu dikatakan Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar, Wahyu S di Bandung, Senin (10/8). Menurut data tahun 2006-2009, kasus kematian akibat diare masih terjadi di beberapa daerah di Jabar. Pada tahun 2006, total kematian akibat diare sebanyak 51 orang. Sebanyak 39 orang diantaranya adalah anak balita. Kematian terbanyak terjadi di Kabupaten Bogor dengan 14 orang. Pada tahun 2007 kasus kematian bertambah menjadi 56 orang. Sebanyak 51 orang adalah anak balita. Korban terbanyak tersebar di Kabupaten Bekasi, yakni mencapai 11 orang. Setahun kemudian, jumlah kematian turun menjadi 50 orang dengan 34 anak balita. Daerah paling banyak kejadian meninggal dunia adalah Kota Tasikmalaya dengan 29 kasus.
“ Gambaran sementara tahun ini belum bisa dilihat karena masih menunggu hasil dari daerah. Namun, kami harapkan angkanya lebih kecil,” kata Wahyu. Untuk menekan angka kematian, Wahyu mengatakan, pada tahun ini Dinas Kesehatan Jabar lebih meningkatkan kewaspadaan. Diantaranya, tetap melakukan penyuluhan rutin dalam satu-dua bulan sekali, menempatkan minimal seorang petugas penyuluh di 1.008 puskesmas di Jabar, dan megerahkan sukarelawan disetiap daerah  untuk memeriksa sanitasi masyarakat. Tingkatkan kewaspadaan Kepala Dinas Kesehatan Jabar Alma Lucyati mengatakan, kewaspadaan terhadap diare tahun ini harus lebih ditingkatkan. Alasannya, penyebab terjadinya diare kemungkinan bertambah dengan adanya perubahan cuaca dan meningkatnya polusi udara.
Selama ini, menurut Alma, penyebab diare diakibatkan minimnya pasokan air bersih hinga ketiadaan saran pembuangan kotoran dirumah. Namun, penyebab itu kini bertambah akibat pengaruh perubahan cuaca dan polusi udara yang terus meningkat.
Ia mengatakan, penambahan jumlah kasus terjadi pada puncak musim kemarau tahun ini, yaitu pada Agustus-Oktober. Pada periode ini kualitas udara dan lingkungan sangat berbahaya bagi kesehatan. (CHE)         



D.    Pembahasan:

Ø  Jenis-Jenis Makanan Yang Dapat Menjadi Pemicu Dan Penyebab Diare

1.    Jeruk nipis
Jeruk nipis memiliki kandungan serat yang dapat menambah gas di dalam perut. Kandungan tersebut dapat menajdikan lancarnya proses pencernaan dan buang air besar. Namun, jika anda sedang diare, ada baiknya jangan mengonsumsi jeruk nipis karena akan membuat Anda semakin sering buang air besar.
2.    Kubis
Kubis memiliki zat sulfur dan serat, yang dapat menambah gas jika terdapat di dalam pencernaan sehingga akan membuat penyakit ini semakin berat.
3.    Bawang putih
Bawang putih adalah jenis umbi yang dapat menambah gas di dalam perut. Gas ini akan mempersulit penyakit ini sembuh dari tubuh anda.
4.     Kacang-kacangan
Jika pencernaan sulit, kacangan sangat baik untuk dikomsumsi. Namun jika anda sedang mengalami diare, jauhkan jangkauan anda dari makanan ini.
5.    Makanan pedas
Makanan yang pedas dan berminyak tidak cocok untuk proses pencernaan cepat dalam tubuh. Di dalam perut, makanan ini akan membuat masalah pada pencernaan dan memproduksi gas. Tak heran apabila setiap makan pedas Anda segera ingin buang air besar.
6.     Susu
Lebih baik jauhkan minuman ini apalagi dengan kondisi penyakit ini dan alergi laktosa. Karena akan memperparah keadaan pencernaan.
7.    Kopi
Kopi adalah pelancar pencernaan dan dapat menjadikan Anda rutin buang air besar. Namun, jangan meminumnya saat saat sedang dilanda penyakit diare.
8.     Buah leci
Buah yang hampir sama dengan rambutan ini dapat membuat sakit perut dan diare. Dan menjadi penyebab penyakit diare. Untuk mencegah dan menghentikan diare, sangat disarankan untuk konsumsi larutan oralit dari campuran air hangat, gula dan garam untuk pertolongan pertama dan jauhkan makanan penyebab diare. Jika sakit tidak berkurang, sebaiknya segera ke dokter.

Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari)  yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak  pada perinal, dan rasa terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal (Daldiyono, 1990).
Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air besar yang terus menerus disertai keluarnya feses atau tinja yang kelebihan cairan, atau memiliki kandungan air yang berlebih dari keadaan normal. Umumnya diare menyerang balita dan anak-anak. Namun tidak jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare. Jenis penyakit diare bergantung pada jenis klinik penyakitnya (Anne, 2011).
Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami sakit perut. Ada lima jenis klinis penyakit diare, antara lain:

Istilah diare dibagi menjadi berbagi macam bentuk diantaranya:
·  Diare akut : kurang dari 2 minggu
·  Diare persisten : lebih dari 2 minggu
·  Disentri : diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
·  Kholera : diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera


v  Penyebab dan Gejala Penyakit Diare

Penyabab diare adalah penyakit yang menyebabkan penderita sering mengalami buang air besar dan kotoran tersebut memiliki kandungan air berlebihan. Umumnya 3x dalam 24jam namum bisa lebih dari itu. Penderita mengalami sakit perut dan terasa bagian perut seperti diaduk-aduk. Hal tersebut sangat menyiksa dan menyebabkan berbagai hal yang tidak diinginkan. Menurut laporan kesehatan yang ada, Diare sering terjadi di Negara berkembang dan dapat menyebabkan kematian pada balita, Angka kematian itu mencapai 2,6 Juta per tahunnya.
a.       Penyebab Penyakit Diare
Penyakit diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, beberapa hal yang menjadi penyebab penyakit ini adalah sebagai berikut:
a. Virus
Pada umumnya penyebab penyakit Diare yaitu disebabkan oleh virus yang menyerang dan menginfeksi bagian usus.
b. Kelebihan Vitamin C
Kelebihan Vitamin C juga dapat menyebabkan diare, salah satu contohnya yaitu buah jeruk. Buah jeruk mengandung banyak vitamin C. Jika memakan buah jeruk secara berlebihan dapat menyebabkan Diare. Mungkin hal ini pernah anda alami sebelumnya.
c. Alergi Obat-obatan
Obat-obatan juga dapat menyebabkan Diare jika tubuh kita tidak dapat menyesuaikannya.
d. Keracunan Makanan
Beberapa penyebab diatas adalah penyebab penyakit diare yang sering dialami oleh masyarakat pada umumnya. Selain itu penyebab lain dapat ditimbulkan dari lingkungan yang kurang bersih apa lagi pada daerah yang sering terkena banjir.

b.      Gejala Penyakit Diare

Setiap penyakit pasti memiliki gejala yang berbeda-beda sehingga kita dapat mengetahui jenis penyakit dari gejalanya. Beberapa gejala penyakit yang sering terjadi pada penderita yaitu antara lain: (catatan : beberapa gejala ini juga mungkin terjadi pada penderita Penyakit Sembelit / Konstipasi , dimana penyakit tersebut adalah kebalikan daripada diare)
·         Sering buang air besar
·         Dehidrasi
·         Mual dan muntah
·         Demam
·         Letih dan lesu
·         Perut sering berbunyi
·         Nyeri pada punggung
c.       Bahaya Dari Diare
1.        Penderita akan kehilangan cairan tubuh
2.        Penderita akan menjadi lesu dan lemah
3.        Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak

v  Cara-cara dalam mendiagnosis diare:

Dalam mendiagnosis diare, dokter biasanya akan mencari tahu penyebabnya. Di antaranya adalah dengan meneliti sampel tinja, melakukan pemeriksaan rektum, atau bahkan pemeriksaan darah.

v  Pengobatan diare :

1.   Oralit
Jika parah, diare bisa berujung pada dehidrasi. Dehidrasi memiliki konsekuensi yang fatal dan berpotensi merenggut nyawa penderitanya terutama jika terjadi pada anak-anak. Hal ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebih kecil dibandingkan dengan pada orang dewasa. Maka dari itu orang tua disarankan untuk mewaspadai tanda-tanda dehidrasi pada anak dan penderita disarankan untuk meminum banyak cairan saat diare masih berlangsung.
2.   Pisang
Lembut dan mudah dicerna, pisang itu adalah suatu pilihan yang bagus untuk menenangkan suatu sistem pencernaan yang terganggu.
Level potassium yang tinggi di dalam pisang membantu mengganti electrolyte-electrolyte yang mungkin telah hilang akibat diare.
Pisang itu begitu kaya akan pectin, suatu serat soluble yang membantu menyerap cairan di dalam usus dan sehingga membantu menggerakkan stool (isi perut) dengan lebih lancar.
Pisang juga mengandung inulin, serat soluble lain. Inulin itu adalah suatu prebiotic, suatu zat yang membantu perkembangan dari bakteri baik (probiotics) di dalam sistem usus.
3.   Nasi Putih dan Kentang yang di Tumbuk
Karena kandungan seratnya yang rendah, kedua makanan ini mudah untuk dicerna. Makanlah nasi dan kentang tanpa campuran lain; mentega memiliki kandungan lemak yang tinggi, hingga bisa menyebabkan iritasi pada sistem anda dan berkontribusi pada kram usus.
4.   Saus Apel
Sama seperti pisang, apel itu adalah sumber yang bagus untuk pectin. Tapi, kandungan serat yang tinggi di dalam apel membuatnya terlalu kasar untuk sebuah sistem usus yang sedang lemah.Dengan memasak apel membuatnya menjadi lebih mudah untuk dicerna oleh sitem anda, sehingga membuat anda bisa mendapatkan manfaat dari pectin, gula, dan gizi-gizi lain yang terdapat di dalamnya.
5.   Roti Panggang Putih dan Biskuit
Saat usus anda berada dalam keadaan normal, memakan produk-produk whole grain itu penting. Tapi saat anda sedang diare akut, lebih baik beralih ke produk-produk gandum olahan.Pembuangan kulit luar dari grain di dalam makanan-makanan ini menyebabkannya jadi lebih mudah untuk dicerna. Sebagai suatu bonus tambahan, garam (sodium) di dalam biskuit akan bermanfaat dalam hal mengembalikan keseimbangan electrolyte.
6.   Yogurt
Secara umum dianjurkan bahwa produk-produk dairy itu sebaiknya dihindari selama masa diare akut. Tapi yogurt adalah suatu pengecualian besar terhadap aturan ini.
Carilah yogurt yang mengandung kultur-kultur hidup atau aktif, atau lebih spesifiknya lagi Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum. Kultur-kultur aktif ini adalah probiotics dan mereka tampak membantu untuk menjaga keseimbangan bakteri di dalam saluran pencernaan.
7.   Ayam Rebus
Kerena lembut, daging ayam rebus itu dalah suatu sumber protein yang mudah untuk dicerna, sehingga menyediakan suatu cara yang cukup aman untuk memberikan beberapa gizi ke dalam tubuh anda. Mentega dan oil itu sangat keras pada suatu sistem yang lemah, jadi hindari ayam goreng atau tumis olahan.
8.   Blueberries
Menurut laporan, blueberries kering memiliki suatu sejarah yang panjang mengenai pemanfaatannya di Swedia sebagai suatu pengobatan untuk diare.
Dr. Varro Tyler dalam bukunya Herbs of Choice, merekomendasikan anda untuk mengunyah blueberries kering atau membuatnya menjadi teh dengan cara merebus blueberries kering yang ditumbuk selama sekitar 10 menit.
Bantuan bermanfaat yang diberikan blueberries untuk diare itu tampaknya karena fakta bahwa buah ini mengandung tannins, yang bertindak sebagai suatu astringent, mengontraksi jaringan dan mengurangi peradangan serta mengeluarkan cairan dan lendir.
Blueberries juga mengandung zat yang disebut anthocyanosides, yang memiliki sifat-sifat antibakterial, juga menjadi suatu sumber yang bagus untuk antioxidant. Yang terakhir, blueberries itu adalah sumber lain untuk serat soluble pectin.
9.   Teh Herbal
Dua teh yang terutama sangat bagus untuk meredakan suatu episode diare: peppermint dan chamomile.
·      Teh Peppermint: Peppermint memiliki suatu efek menenangkan pada sistem pencernaan. Diperkirakan mampu menenangkan dan meregangkan otot-otot disepanjang saluran usus, sehingga mengurangi kejang-kejang. Peppermint juga tampak efektif untuk mengurangi gas usus.
·      Teh Chamomile: Chamomile tampak efektif dalam mengurangi peradangan usus dan menenangkan usus-usus yang kejang.

v  Saatnya memeriksakan diri ke dokter :

Jika anak Anda mengalami diare yang parah, berkelanjutan, atau jika dia mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, segera bawalah anak Anda ke dokter. Diare sebanyak enam kali atau lebih dalam jangka waktu 24 jam pada anak juga sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.
Begitu juga dengan diare yang membuat kondisi tubuh Anda menurun drastis, harus dikonsultasikan kepada dokter, terlebih jika ada darah atau nanah pada tinja Anda.
Pemeriksaan tinja di laboratorium mungkin diperlukan untuk penelitian lebih jauh. Diare yang berlangsung lebih dari beberapa minggu pada orang dewasa bisa diakibatkan oleh sindrom iritasi usus, kanker usus, dan penyakit Crohn.

v  Cara untuk mencegah diare :

Diare bukan saja berdampak pada si penderita, tapi juga berpotensi menyebar, terutama kepada anggota keluarganya. Oleh sebab itu diare sebaiknya dicegah mulai dari aspek kontak pertama hingga penyebarannya.
Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi:
§ Mencuci tangan sebelum makan
§ Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum air keran
§ Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang
§ Makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar
§ Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan
Jika Anda mengalami diare, Anda boleh mengambil langkah-langkah seperti berikut ini untuk mencegah diare menyebar kepada orang-orang di sekitar Anda:
§ Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan handuk atau peralatan makan yang sama dengan anggota rumah lainnya
§ Membersihkan toilet dengan disinfektan setiap setelah buang air besar
§ Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang terakhir
§ Mencuci tangan sehabis dari toilet atau sebelum makan dan menyiapkan makanan



E.     Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah di jelaskan di depan dapat di simpulkan bahwa:
1.       Makanan yang dapat menyebabkan diare antara lain :
a.       Jeruk nipis
b.      Kubis
c.       Bawang putih
d.      Kacang-kacangan
e.       Makanan pedas
f.       Susu
g.       Buah leci
2.       Makanan yang dapat mengobati diare
a.       Pisang
b.      Nasi putih dan kentang tumbuk
c.       Saus apel
d.      Roti panggang putih dan biskuit
e.      Yoghurt
f.        Ayam rebus
g.       Blueberries

h.      Teh herbal